Dayah (dalam bahasa Arab; زاوية zawiyah. Artinya sudut, karena pengajian pada masa Rasulullah dilakukan di sudut-sudut mesjid) adalah kata yang digunakan untuk sebuah lembaga pendidikan Islam di Aceh (di pulau Jawa disebut pesantren, asal kata "pe-santri-an". Artinya tempat para santri menetap dan menimba ilmu).
Dayah di Aceh merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam yang bertujuan untuk membimbing anak didik (Aneuk Dayah, santri) untuk menjadi manusia yang berkepribadian islami, yang sanggup menjadi umat yang berguna bagi bangsa dan negara serta agama. Diharapkan dari dayah lahir insan-insan yang menekankan pentingnya penerapan akhlak agama Islam yang merupakan pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.
Bila ditinjau dari sudut historis kultural, dayah di Aceh dapat dikatakan sebagai pusat pelatihan yang secara otomatis menjadi pusat budaya Islam yang disahkan atau dilembagakan oleh masyarakat di Aceh. Dayah-dayah di Aceh dapat dikatakan sebagai "bapak" dari pendidikan Islam yang didirikan berdasarkan tuntutan dan kebutuhan zaman, yang mana dayah dilahirkan atas kesadaran kewajiban islamiah, yaitu menyebarkan dan mengembangkan agama Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da'i.
Tidak sedikit ulama-ulama dayah yang terkenal, baik dari segi keilmuannya juga dari sumbangsihnya kepada negara. Banyak ulama-ulama Aceh yang syahid, gugur di medan perang melawan penjajah, membela negara dan tanah air, seperti Teungku Chik Di Tiro, Teungku Chik Kuta Karang, Teungku Fakinah dan seumpama beliau. Mereka ini adalah insan pilihan yang merupakan hasil dari didikan dayah.
Sekarang sudah banyak dayah-dayah di Aceh, dari berbagai jenis. Dayah Salafiyah masih bertahan dengan sistem pendidikan yang diwariskan turun-temurun dari satu generasi ke generasi. Salah satu contoh terbaik sistem Dayah di Aceh adalah Dayah MUDI Mesra yang merupakan Dayah dengan alumni terbanyak saat ini di Serambi Mekkah.
Kebanyakan dari dayah tradisional masih dikelola oleh seorang pimpinan dayah yang bila sudah wafat kemudian digantikan oleh pimpinan yang lain setelahnya, biasanya digantikan oleh anak-anak dari pimpinan dayah tersebut, atau juga dapat digantikan oleh menantu dan mungkin juga kerabat yang lain. Ini dikarenakan dayah tradisional di Aceh kebanyakannya milik pribadi seseorang pimpinan dayah atau milik orang lain yang dikelola oleh seorang teungku chik atau abu pimpinan dayah.
Di Aceh juga terdapat dayah/pesantren terpadu, dimana lembaga yang satu ini sudah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang lebih modern, dengan fasilitas yang lebih maju, manajemen yang teratur. Dengan penambahan-penambahan pada materi pendidikannya, bahkan menyamai sekolah. Pada umumnya dayah terpadu ini lebih banyak diminati.
Next
Terjemahan Tafsir Jalalain
Previous
This is the last post.
Related Posts
- Foto Kenangan Dayah Darul Muta'allimin02 May 20151
Mesjid Tuha Tampak Dari Arah Utara Mesjid Tuha Tampak Dari Arah Barat Balai Pengajian Balai Pengajian Bilek Semi Permanen ...Read more »
- Abbas bin Abdul Muththalib ra.20 Feb 20140
Abbas bin Abdul Muththalib radhiallahu 'anhu "Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu, jika Allah mengetahui ada kebaikan dal...Read more »
- Mengapa Shalwat Sangat Bermakna04 Jun 20120
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, kata-kata ini pertama kali diucapkan langsung oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW. Allah SWT pun sang...Read more »
- Syekh Haji Muhammad Waly Al-Khalidy04 Jun 20120
Syeikh Muda Waly Al khalidy dilahirkan diDesa Blang poroh,kecamatan Labuhan Haji,kabupaten Aceh Selatan,pada tahun 1917.Beliau adalah putra bungsu ...Read more »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment
Kritik dan Saran Untuk Membangun Selalu Kami Nantikan Dari Anda
EmoticonClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.