0

Memahami arti cinta



            Tidak semua permasalahan di dunia bisa diuraikan dan bisa didiskusikan untuk mencapai sebuah benang merah yang menjalin antara hal itu dangan rasio manusia, salah satunya cinta. Diantara rastusan definisi cinta yang diutarakan oleh para ahli, hanya satu yang bisa dikatakan  paling mendekati rasio, yaitu bahwa cinta itu sebuah rasa yang “dipaksa” bertahta dalam hati, baik disadari atau tidak.
            Kita akan menceritakan bagaimana love itu, tanpa melihat person loved-nya, dan kita coba sentuh betapa dalamnya rasa itu sehingga tidak ada satu kekuatanpun bisa menahan gejolaknya.
            Rasa yang “dipaksa” masuk dalam hati itu pastinya akan membutuhkan objek tempat dia masuk, yaitu hati. Cinta itu memang tidak bisa dilihat dan disentuh, cuma bisa dirasakan efek dan pengaruhnya. Tanyakan saja kepada oran gyang mencintai apa betuk dan warna cinta, maka tidak ada jawaban yang akan anda dapat, dia hanya bisa memuji dan mengangkat kekasihnya seakan-akan tidak ada yang lebih bagus dan lebih sempurna di dunia selain kekasihnya itu
.   
            Kalau kita sudah sepakat dengan statement di atas, bahwa cinta itu tidak punya bentuk, dan dia hanya bisa dirasakan dari efek yang timbul dari cinta itu, maka kita hanya akan bergumul dalam bermacam-macam cara orang mengekspresikan cinta itu. Katakan saja cinta itu seperti sebuah lava panas yang mengisi hati manusia, yang mau tidak mau harus dimuntahkan, supaya dia lega. Memuntahkannya dengan berbagai cara tidak menjadi masalah, selama tidak menggangu orang lain.
Hak-hak cinta
            Setiap sesuatu punya hak dan kewajiban, kita yang mencintai juga harus melihat hak-hak cinta sebelum kita menuntut kewajibannya kepada kita. Ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang, otomatis kita selalu ingin bersama, kalau tidak bisa bersama kita ingin apa yang dia miliki bisa kita miliki, apa yang dia suka kita sukai, sampai ada yang bilang, “aku akan mencintai apa yang kubenci karena engkau mencintainya, dan aku akan membenci apa yang kucintai karena engkau membencinya”. Tidak bisa dipungkiri hal itu, itu sudah menjadi hukum Allah, pemilik hati sendiri yang menundukkan hati untuk “menyembah” apa yang dicintainya. Kalau seorang mengaku mencintai kekasihnya, tetapi hatinya tidak tergantung pada kekasihnya, maka itu ada dua kemungkinan, pertama dia membohongi dirinya sendiri dan kedua dia berbohong dengan pengakuan cintanya.
            Mencintai Allah dan rasulNya adalah wajib bagi setiap muslim, kalau tidak begitu berarti dia adalah munafik. Sekali lagi cinta itu urusan hati, kita tidak bisa menghakimi cinta dengan apa yang terlihat, tetapi tidak jarang efek dari cinta itu akan timbul ke permukaan dan membuatnya nyata.
Allah berfirman, “ Katakanlah (hai Muhammad), kalau kalian mencintai Allah dan rasuluNya, maka ikutilah aku maka Allah akan mencintaimu”. Esensi dari ayat itu, bahwa pembuktian cinta adalah tunduk dan “memperbudak diri” pada sang kekasih.
Cinta kepada Rasulullah
            Suatu ketika rasulullah berdiri di pemakaman  Baqi’ dan berkata, “Aku ingin melihat saudara-saudaraku”, para sahabat yang ada di situ bertanya, “Bukankah kami saudara-saudaramu, ya rsulullah?”, beliau menjawab, “Bukan, kalian buka saudara-saudaraku, tetapi kalian adalah sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku adalah orang-orang yang datang nanti, mereka sangat mencintaiku, padahal mereka tidak pernah melihatku”.
            Ngerasa nggak kalau kita orang yang disayang dan sudah dirindukan oleh rasulullah 14 abad yang lalu? Kalau pernah mencintai cewek dan cinta kamu ditolak, kamu sadar betapa sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan, kamu mau mengecewakan rasulullah yang sudah mencintai dan merindukanmu 14 abad yang lalu! Tau nggak gimana beliau mengekspresikan cintanya kepada kita? Beliau mendoakan, menunjukkan kita jalan yang benar untuk kita berjalan. Bayangkan hari ini kalau kita tidak dalam hidayat Allah yang dikirim melewati nabi Muhammad, bagaimana hidup kita hari ini?bagaimana hancurnya masyarakat kita hari ini tanpa obor hidayah itu? Nuhibbuka ya nabiyallah…..
            Seorang suami mencintai istrinya, setiap saat dia ingin melihat istrinya di depan mukanya, ketika istrinya pergi keluar rumah, rasanya pakaian istrinya ingin diciumi, saking kangen dan cintanya sama istri. Itu istri…anak orang lain yang disatukan oleh akad ijab qabul, apalagi kalau mencintai nabi yang membuat kita kenal tuhan maha pencipta, mengenal dan menghormati orang tua, mencintai yang muda, tahu halal tahu haram, bisa menikmati indahnya persaudaraan setelah kehidupan bersuku-suku dan berkabilah-kabilah yang terpecah-pecah.…nggak ane kalau ada orang yang tidak pernah melihat pembawa obor hidayah itu mencium sebatang rambut beliau, mencium bekas sandal beliau, bahagia ketika hari kelahiran beliau tiba, bayangkan saja kalau seandainya nabi Muhammad itu ada dan berjalan di depan kita hari ini, saya yakin debu di jalanan yang dipijak beliaupun akan dijilat oleh pecinta beliau. Ini cinta…kenapa mereka begitu? Itu lah the power of love…Tanya sama pencipta cinta!
            Cinta begitu bukanlah suatu yang baru, bukan anak kemaren sore yang mencintai rasul dengan ekspresi radikal begitu, sejak zaman sahabat sudah ada, sampai-sampai pada hari Konvensi Hudaibiyyah, salah satu delegasi kafir Qurays ketika kembali ke mekkah mengatakan, “Swear, ane nggak pernah lihat cinta seperti cinta pengikut Muhammad kepada Muhammad! Bekas wudhunya diusap-usap di muka mereka, bahkan sampai ludahnya pun mereka ambil untuk diusap di muka mereka!”.
            Kalau nabi Muhammad berwudhu, mereka beramai-ramai mengambil sisa tetesan air wudhu, ada yang mengusap-usap air itu di muka, ada yang meminumnya. Sebenarnya apa bedanya air itu dengan air-air lain? sama saja…cuma yang bikin beda sisa itu punya siapa? Punya kekasih mereka….itu yang bikin beda!
            Ada lagi yang menyimpan rambut rasulullah dalam topinya, seperti sayyidina Khalid bin Walid yang saat ini makamnya ada di kota Homs, 160 km arah utara kota Damascus. Sejak masuk islam, beliau menyimpan beberapa batang rambut nabi dalam topinya yang selalu dipakai saat berperang, dalam sebuah riwayat dikatakan topi beliau jatuh ketika perang sedang berkecamuk, beliau berhenti berperang, dan turun dari kudanya kemudian berjalan mencari topinya di tengah ganasnya perang. Apa ini? Sekali lagi…cinta..kalau kamu pernah merasa punya cinta atau mencintai, maka hal-hal ini tidak akan aneh, karena ketika cinta memenuhi jiwa, ribuan cara orang mengekspresikan rasa itu.
            Ada satu jenis hati yang disebutkan Allah dalam quran, hati keras lebih keras dari batu! Batu saja masih bisa pecah dan mengeluarkan mata air. Hati jenis ini tidak pernah mencintai dan bahkan tidak pernah mengenal cinta!
Ekspresi cinta rasul lewat Maulidan
            Kalau kita sudah setuju bahwa cinta itu tidak bisa dilihat dan dipegang, hanya bisa diekspresikan ketika dia sudah berbuncah-buncah dalam hati, maka nggak salah dong kalau ada orang sekampung duduk bareng dalam majlis untuk bershalawat dan memuji-muji nabi Muhammad yang mereka cintai pada hari kelahiran beliau!!!.
            Waktu rasulullah berpuasa hari senin, para sahabat bertanya kenapa beliau berpuasa hari senin, beliau menjawab pada hari itu aku dilahirkan. Artinya beliau sendiri memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa dan kita disunatkan melakukan itu, jadi peringatan ulang tahun bukan hal yang baru, beliau juga memperingatinya bahkan bukan setahun sekali, tetapi seminggu sekali!
            Orang mau mengekspresikan cintanya dengan berbagai cara boleh saja, selama cara itu tidak bertentangan dengan syariat.
Bershalawat pada asalnya disuruh (Masyru’), “Sesungguhnya Allah dan malaikatNya bershalawat kepada rasulNya, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu kepada nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”(Al Ahzab: 56).
 Dalam sebuah riwayatat dikatakan, apabila disebut nama-nama orang shaleh maka akan turun rahmat Allah[1]. Waktu kumpul maulidan orang kampung memuji-muji dan menyebut-nyebut nama Rasulullah, beliau bukan saja orang shaleh, tapi bossnya segala nabi dan orang shaleh!
Kalau ada orang memperingati maulidan dengan hal-hal aneh yang melanggar syariah dan prinsip-prinsip utama agama, jangan dibubarkan maulidan dan majlis shalawat diseluruh dunia, tetapi diajari sekelompok orang yang kurang paham itu supaya mereka tidak berlanjut dengan kesalahanya. Kita belajar dan tahu agama bukan untuk menyalahkan dan membodoh-bodohkan orang awam, tetapi untuk membimbing mereka.
Peringatan maulidan rasulullah itu tidak ada unsur ibadah, jadi tidak berlaku kata-kata Bid’ah disini.( di notes yang lalu kita sudah membahas pengertian Bid’ah secara jelas).
Kalau peringatan itu tidak ada unsur ibadah, berarti kerjaan kita sia-sia? Nggak ada faidahnya? Bukankah rasulullah sendiri menegaskan, “ diantara tanda-tanda benar dan baiknya islam seseorang, adalah meninggalkan perbuatan yang tidak berguna”. Para ulama salaf shaleh dengan bersandarkan kepada tuntunan Rasul mengatakan bahwa perbuatan biasa (perbuatan mubah) yang tidak bernilai ibadah akan mendapatkan pahala apabila dilakukan dengan niat yang baik, dan ibadah juga tidak akan bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang salah. Jadi, orang kampung kumpul di masjid untuk bershalwat dan memuji rasulullah dengan syair dan nasyid akan bernilai ibadah ketika dilakukan dengan ikhlas.
Mungkin hanya itulah bukti terkuat yang bisa kita katakan kenapa kita berkumpul memperingati maulidul musthafa Muhammad sallallahu alaihi wa sallam….yaitu cinta yang begitu membara. Kenapa cinta begitu kuat menguasai manusia? Tanya sama pencipta cinta! Cinta tidak bisa didiskusikan, tidak bisa dirumuskan, cuma bisa dirasakan. Hanya orang-orang yang punya hati lembut yang bisa mencintai. Semoga Allah tidak menutup hati kita dari sifat latifNya…amein..Wallahu a’lam.

Post a Comment

Kritik dan Saran Untuk Membangun Selalu Kami Nantikan Dari Anda

 
Top